Newest Post

Apasih itu Marah ? apa benar marah itu bisa buat kita cepat MATI ?

| Senin, 09 Maret 2015
Baca selengkapnya »

asalamuaalaikum wr wb kali ini saya akan membahas tentang Marah . apasih marah itu ? bermanfaat enggak ? dosa enggak ?bagaimana pandangan islam dalam hal marah ? apa solusi dalam islam biar kita bisa mampu menahan amarah dan mampu memaafkan?

Marah kata Al jurjani berkata :
Marah adalah perubahan yang terjadi saat darah yang ada di dalam hati bergejolak sehingga menimbulkan kepuasan di dalam dada. Marah adalah gejolak yang timbulkan oleh setan. dia mengakibatkan berbagai bencana dan malapetaka yang tak seorangpun mengetahuinya melainkan Allah Subhanhu Wa Ta’ala.

marah ada dibagi 3. Al Ghozali berkata : Manusia berbeda-beda dalam tingkat gejolak kemarahannya, dan dapat dibagi dalam tiga kategori, yaitu: Kurang marah, marah yang melewati batas, dan marah yang stabil.
 
 -1.Kurang marah adalah hilangnya kekuatan gejolak marah atau gejolak amarahnya tersebut lemah
 -2.Marah yang berlebih-lebihan adalah mendominasinya sifat amarah hingga mengalahkan kendali akal, agama dan ketaatan, sehingga tidak ada bagi orang seperti ini suatu kesadaran, fikiran dan inisiatif.
 -3Marah yang stabil adalah marah yang terpuji, terwujud setelah ada isyarat dari akal dan agama untuk melampiaskan kemarahan.

Al Ghozali rahimahullah berkata sebab sebab marah. Diantara sebab-sebab timbulnya marah adalah: kezuhudan, bangga diri, bercanda, main-main, mengejek, mengolok-olok, berbantah-bantahan, saling bermusuhan, berkhianat, mengejar kelebihan harta duniawi dan pangkat, dan sebab yang paling banyak menimbulkan kemarahan adalah pengelabuan orang yang bodoh dengan menyebut kemarahan itu sebagai keberanian, kejantanan, harga diri dan semangat yang tinggi.

Marah itu ada yang terpuji dan ada yang tercela ( ada yg dosa ada yang diperbolehkan )
Marah yang terpuji adalah apabila marah itu bersumber dari Allah subhanahu wata’ala, seperti marah karna kita benci sama musuh musuh allah  dari golongan orang yahudi dan orang orang sepertinya. benci orang kafir dan munafik. Marah yang terpuji jika motivasinya karena Allah tatkala aturan-aturan Allah dihinakan.
Jadi marah yang terpuji adalah marah yang bisa dikendalikan oleh pelakunya secara santun. [Adab Ad-Dunnya wa Ad Din hal. 250]
  • Di antara marah yang tercela adalah marah karena fanatisme terhadap suku.
  • Marah yang diperbolehkan adalah marah yang bukan pada maksiat kepada Allah subhanahu wata’ala sebagaimana firman-Nya: 

    “Tetapi orang yang bersabar dan memaafkan, maka sesungguhnya hal demikian itu termasuk keteguhan yang kuat”. [QS. As Syura’:43]
Beberapa Cara untuk mengobati marah :

1 . Berlindung (kepada Allah azza wajalla) dari godaan syaitan yang terlaknat
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Aku mengetahui satu kalimat seandainya dia ucapkanniscaya akan hilanglah gejolak yang ada pada dirinya, seandainya ia membaca:  ) “Aku berlindung pada Allah dari syaitan” niscaya hilanglah amarahnya)”. [HR.Bukhari – Muslim]

2. Diam tidak berbicara.
 Kalau marah jangan banyak ngomel nanti nambah bergejolak sebaiknya kita mengambil sikap diam , hal ini sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alihi wasallam: “Apabila salah seorang diantara kalian marah maka hendaklah dia diam”. [HR. Imam Ahmad]

3. Apabila mampu meninggalkan tempat itu maka berdirilah lalu pergi.
kalau lagi marah kita jangan diem di situ terus nanti melaedak amarahnya sebaiknya kita menjauh dan menenangkan diri sambil istigfar jangan di pikirin dulu



























4. Bersikap tenang
 Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Apabila salah seorang diantara kalian marah sedangkan dia berdiri maka hendaklah dia duduk, agar kemarahannya hilang, apabila masih beleum mereda maka hendaklah dia berbaringlah” [HR. Abu Daud]
bisajuga pake ini :
kalau kita marah dalam keadaan berdiri sebaiknya kita duduk kalau duduk masih marah sebaiknya suyjud karna sulit untuk mengutuk orang kalau lagi sujud

6. Melaksanakan sholat. Sebagaimana dijelaskan dalam sebuah Atsar: “Penghapus setiap perselisihan adalah dua raka’at (shalat sunnah)“. [HR.Silsilah hadits shahihah] \

7. Menjaga wasiat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
Sebagaimana hadits yang diriwayatkan Abu Hurairah radhiallahu anhu” Bahwa seorang lelaki berkata kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam:
 
أَوْصِنِي قَالَ:لاَ تَغْضَبْ, فَرَدَّدَ ذَلِكَ مِرَارًا قَالَ لاَ تَغْضَبْ
“Berilah aku wasiat beliau berkata: “Janganlah marah” Beliau mengulangi wasiat itu, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mengatakan: “Janganlah marah”. [HR. Bukhari]
“Janganlah marah maka bagimu adalah surga“. [Hadits shahih]
  
9. Mengikuti petunjuk Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam ketika marah.
 petunjuk Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam adalah menjadikan amarah tersebut hanya karena Allah subhanahu wata’ala yaitu bilamana tuntunan Allah subhanahu wata’ala dilanggar inilah marah yang terpuji.

 11. Sadar ketika diingatkan

Allah ‘azza wajalla telah berfirman kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam:
 “Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang ma’ruf, serta berpalinglah dari orang-orang yang bodoh”. [QS.Al A’raf:199]
“Sebab, sesungguhnya dia termasuk orang yang bodoh, demi Allah Umar radhiallahu anhu tidak meremehkan ayat tersebut saat dibacakan kepadanya ayat tersebut dan dia teguh dalam tuntunan kitab Allah ‘azza wajalla. [HR.Bukhari]

 

kita harus ingat, bahwasannya Rasululllah Shallalahu alaihi wa sallam telah melarang perbuatan saling mencaci diantara manusia, terutama sesama Muslim. Begitu gentingnya masalah ini, hingga Rasulullah Saw bersabda: “Mencela sesama muslim adalah kefasikan dan membunuhnya adalah kekufuran”. (Bukhari no.46,48, muslim no. .64,97, Tirmidzi no.1906,2558, Nasa’I no.4036, 4037, Ibnu Majah no.68, Ahmad no.3465,3708),
Hadits di atas merupakan peringatan Nabi kepada umatnya agar tidak semena-mena mencela orang lain. Karena didalamnya mengandung banyak sekali kemudharatan. Munculnya pertikaian antaragama, suku, warga negara, dan yang lainnya saat ini adalah tidak lain karena perkara lisan. Maka benarlah pepatah yang mengatakan keselamatan seseorang terletak pada penjagaan lisannya. Pencelaan terhadap orang lain tidak lain disebabkan dendam atau amarah yang tertanam pada hati pencela.
Suatu penelitian yang sangat luar biasa dilakukan oleh Dr.Ahmed Shawki Ibrahim, anggota dari Royal Society of Medicine London dan konsultan kardiologi internal medicine. Dia berkata: “Kodrat manusia ditandai oleh kecenderungan dan perilaku yang berbeda. Sebagai contoh, keinginan jasmani mengarah kepada kemarahan. Sifat dominan dilambangkan oleh kecenderungan terhadap kesombongan dan keangkuhan. Sementara mengikuti hawa nafsu seseorang menghasilkan kebencian dan keengganan untuk orang lain. Secara umum, di samping penyakit-penyakit psikologis dan fisik lain seperti diabetes dan angina, menurut penelitian ilmiah mengafirmasi kenyataan bahwa kemarahan yang terus-menerus dapat mempercepat kematian manusia. Marah-marah bisa cepat “mati ” So, jaga lisanmu, maka bagimu keselamatan.


Setiap penduduk yang menetap di suatu tempat tentu mempunyai kebiasaan unik. Mulai dari cara bergaul, cara berpakaian, atau adat atau ritual khusus yang dilestarikan didalamnnya. Tak terkecuali penduduk yang menetap di Kepalauan Solomon. Ya, penduduk yang tinggal di pulau yang terletak di Pasifik Selatan ini mempunyai kebiasaan unik ketika hendak menumbangkan sebuah pohon. Pada umumnya, cara untuk menebang pohon, salah satunya adalah dengan gergaji. Tapi, penduduk di pulau ini tidak demikian. Mereka berkumpul di depan suatu pohon yang hendak ditumbangkan. Kemudian, beberapa orang yang kuat dan berani diantara mereka menaiki pohon itu dan yang lainnya tetap berada di bawah. Kemudian mereka mencaci maki habis-habisan pohon tersebut. Mereka melakukannya hingga berjam-jam bahkan hingga 40 hari. Namun, usaha mereka tidaklah sia-sia. Suatu peristiwa menakjubkan terjadi. Pohon yang pada awalnya dicaci maki tersebut, akhirnya tumbang.
Suatu peristiwa yang mengandung sebuah hikmah yang dapat kita petik darinya. Bagaimana mungkin sebuah pohon yang pada awalnya sangat kokoh, kemudian tumbang hanya dengan cacian dari sekelompok orang? Coba kita renungkan, apabila pohon yang kokoh saja bisa tumbang dan mati hanya dengan cacian, lalu bagaimana dengan manusia?
Satu hal yang harus kita ingat, bahwasannya Rasululllah Shallalahu alaihi wa sallam telah melarang perbuatan saling mencaci diantara manusia, terutama sesama Muslim. Begitu gentingnya masalah ini, hingga Rasulullah Saw bersabda: “Mencela sesama muslim adalah kefasikan dan membunuhnya adalah kekufuran”. (Bukhari no.46,48, muslim no. .64,97, Tirmidzi no.1906,2558, Nasa’I no.4036, 4037, Ibnu Majah no.68, Ahmad no.3465,3708),
Hadits di atas merupakan peringatan Nabi kepada umatnya agar tidak semena-mena mencela orang lain. Karena didalamnya mengandung banyak sekali kemudharatan. Munculnya pertikaian antaragama, suku, warga negara, dan yang lainnya saat ini adalah tidak lain karena perkara lisan. Maka benarlah pepatah yang mengatakan keselamatan seseorang terletak pada penjagaan lisannya. Pencelaan terhadap orang lain tidak lain disebabkan dendam atau amarah yang tertanam pada hati pencela.
Suatu penelitian yang sangat luar biasa dilakukan oleh Dr.Ahmed Shawki Ibrahim, anggota dari Royal Society of Medicine London dan konsultan kardiologi internal medicine. Dia berkata: “Kodrat manusia ditandai oleh kecenderungan dan perilaku yang berbeda. Sebagai contoh, keinginan jasmani mengarah kepada kemarahan. Sifat dominan dilambangkan oleh kecenderungan terhadap kesombongan dan keangkuhan. Sementara mengikuti hawa nafsu seseorang menghasilkan kebencian dan keengganan untuk orang lain. Secara umum, di samping penyakit-penyakit psikologis dan fisik lain seperti diabetes dan angina, menurut penelitian ilmiah mengafirmasi kenyataan bahwa kemarahan yang terus-menerus dapat mempercepat kematian manusia. Marah-marah bisa cepat “mati ” So, jaga lisanmu, maka bagimu keselamatan.
- See more at: http://www.arrahmah.com/kajian-islam/marah-marah-bisa-cepat-mati.html#sthash.KyTGB4Xu.dpuf
Setiap penduduk yang menetap di suatu tempat tentu mempunyai kebiasaan unik. Mulai dari cara bergaul, cara berpakaian, atau adat atau ritual khusus yang dilestarikan didalamnnya. Tak terkecuali penduduk yang menetap di Kepalauan Solomon. Ya, penduduk yang tinggal di pulau yang terletak di Pasifik Selatan ini mempunyai kebiasaan unik ketika hendak menumbangkan sebuah pohon. Pada umumnya, cara untuk menebang pohon, salah satunya adalah dengan gergaji. Tapi, penduduk di pulau ini tidak demikian. Mereka berkumpul di depan suatu pohon yang hendak ditumbangkan. Kemudian, beberapa orang yang kuat dan berani diantara mereka menaiki pohon itu dan yang lainnya tetap berada di bawah. Kemudian mereka mencaci maki habis-habisan pohon tersebut. Mereka melakukannya hingga berjam-jam bahkan hingga 40 hari. Namun, usaha mereka tidaklah sia-sia. Suatu peristiwa menakjubkan terjadi. Pohon yang pada awalnya dicaci maki tersebut, akhirnya tumbang.
Suatu peristiwa yang mengandung sebuah hikmah yang dapat kita petik darinya. Bagaimana mungkin sebuah pohon yang pada awalnya sangat kokoh, kemudian tumbang hanya dengan cacian dari sekelompok orang? Coba kita renungkan, apabila pohon yang kokoh saja bisa tumbang dan mati hanya dengan cacian, lalu bagaimana dengan manusia?
Satu hal yang harus kita ingat, bahwasannya Rasululllah Shallalahu alaihi wa sallam telah melarang perbuatan saling mencaci diantara manusia, terutama sesama Muslim. Begitu gentingnya masalah ini, hingga Rasulullah Saw bersabda: “Mencela sesama muslim adalah kefasikan dan membunuhnya adalah kekufuran”. (Bukhari no.46,48, muslim no. .64,97, Tirmidzi no.1906,2558, Nasa’I no.4036, 4037, Ibnu Majah no.68, Ahmad no.3465,3708),
Hadits di atas merupakan peringatan Nabi kepada umatnya agar tidak semena-mena mencela orang lain. Karena didalamnya mengandung banyak sekali kemudharatan. Munculnya pertikaian antaragama, suku, warga negara, dan yang lainnya saat ini adalah tidak lain karena perkara lisan. Maka benarlah pepatah yang mengatakan keselamatan seseorang terletak pada penjagaan lisannya. Pencelaan terhadap orang lain tidak lain disebabkan dendam atau amarah yang tertanam pada hati pencela.
Suatu penelitian yang sangat luar biasa dilakukan oleh Dr.Ahmed Shawki Ibrahim, anggota dari Royal Society of Medicine London dan konsultan kardiologi internal medicine. Dia berkata: “Kodrat manusia ditandai oleh kecenderungan dan perilaku yang berbeda. Sebagai contoh, keinginan jasmani mengarah kepada kemarahan. Sifat dominan dilambangkan oleh kecenderungan terhadap kesombongan dan keangkuhan. Sementara mengikuti hawa nafsu seseorang menghasilkan kebencian dan keengganan untuk orang lain. Secara umum, di samping penyakit-penyakit psikologis dan fisik lain seperti diabetes dan angina, menurut penelitian ilmiah mengafirmasi kenyataan bahwa kemarahan yang terus-menerus dapat mempercepat kematian manusia. Marah-marah bisa cepat “mati ” So, jaga lisanmu, maka bagimu keselamatan.
- See more at: http://www.arrahmah.com/kajian-islam/marah-marah-bisa-cepat-mati.html#sthash.KyTGB4Xu.dpuf

Apasih itu Marah ? apa benar marah itu bisa buat kita cepat MATI ?

Posted by : Unknown
Date :Senin, 09 Maret 2015
With 0komentar
Next Prev
▲Top▲